Harga jual produk tak dapat dipungkiri jadi salah satu faktor penting untuk dipertimbangkan pelanggan sebelum membeli suatu produk atau jasa.
Namun, ada kalanya harga jual produk nggak begitu penting bagi pelanggan.
Kali ini, kita akan melihat secara umum kapan saja harga jual produk menjadi nggak penting di mata pelanggan.
Ketika sejak awal kamu memiliki positioning bisnis untuk menjadi premium brand, artinya kamu bisa menentukan harga jual produk yang tinggi.
Hal ini nggak akan menjadi masalah selama kamu bisa membangun reputasi brand yang terkesan premium dan condong kelas atas.
Dengan menargetkan untuk menjadi premium brand, kamu artinya sudah secara otomatis menargetkan target pasar tertentu, yaitu masyarakat menengah ke atas yang umumnya.
Seorang pelanggan akan sebisa mungkin mencari produk yang mampu menjawab kebutuhannya dengan harga yang termurah.
Namun, jika kamu mampu menjual produk yang mampu menjawab kebutuhan mereka dan punya keunikan serta kualitas yang mumpuni, mereka dijamin nggak akan melihat harga.
Pasalnya, pelanggan akan merasa bahwa apa yang bisa diberikan oleh produk yang mereka beli dari kamu akan sepadan dengan harga jual produk yang kamu tetapkan.
Kalau kamu bisa memberikan produk yang benar-benar dibutuhkan pelanggan, ditambah dengan kualitas yang jempolan dan keunikan tersendiri, maka harga akan jadi nomor kesekian di mata pelanggan.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The Journal of Positive Psychology mengungkapkan bahwa orang-orang akan jauh lebih bahagia dan merasa lebih baik ketika mengeluarkan uangnya untuk merasakan experience tertentu dibandingkan membeli produk fisik.
Ini yang betul-betul harus kamu pahami.
Agar pengalaman yang dirasakan pelanggan benar-benar bisa memberikan kepuasan dan rasa bahagia dalam dirinya, kamu sebagai pebisnis harus fokus dalam menyajikan customer experience yang luar biasa untuk pelanggan kamu, terlepas apapun bisnis kamu.
Faktanya juga, menurut Gladly, situs penyedia tools untuk customer service, ketika suatu bisnis menawarkan customer experience yang positif, 68% orang akan rela membayar lebih untuk membeli produk dari bisnis tersebut.
Kalau kamu memiliki bisnis yang sifatnya jasa, memberikan customer experience yang positif jauh lebih mudah.
Meski begitu, kamu yang memiliki bisnis yang fokus pada produk fisik nggak perlu bingung. Kamu tetap dapat memberikan customer experience yang berbeda.
Misalnya, kamu bisa memberikan kesempatan bagi pelanggan kamu untuk membuat produk custom dengan harga terjangkau, atau membuat pemasaran dengan sistem gamification yang disajikan dalam bentuk permainan.
Walau kamu ingin fokus menjadi premium brand, berhasil menjawab kebutuhan pelanggan, atau mampu memberikan customer experience yang memuaskan, bukan berarti kamu harus semena-mena dalam menentukan harga jual produk kamu.
Kamu harus tetap memahami persepsi harga yang layak yang sesuai dengan apa yang bisa kamu berikan. Pasalnya, pelanggan tetap akan menilai apakah yang mereka beli dari kamu pantas atau sepadan dengan harga yang ada.