Figure Blog

5 Mental Model untuk Bantu Mengelola Bisnis dengan Lebih Matang!

1 Mar 2023

Rumitnya dunia usaha mengharuskan kamu untuk berpikir dan bertindak dengan cara yang tepat sehingga kamu bisa meraih hasil yang kamu inginkan.

Disinilah mental model berperan besar untuk kamu.

Lantas, apakah yang dimaksud mental model? Bagaimana mental model membantu kamu menjalani usaha? Apa saja mental model yang bisa membantu kamu menjalani usaha kamu dengan lebih matang? Pembahasan singkat kali ini akan cukup banyak membantu kamu!

Apa itu Mental Model?

Mental model adalah istilah untuk menggambarkan konsep, cara berpikir, cara pandang, atau framework yang bisa dipelajari dan kembangkan di dalam diri kita.

Dalam konteks bisnis atau dunia usaha, mental model adalah sesuatu yang perlu kita pelajari dan kembangkan dalam diri kita untuk menjalani dunia usaha dengan lebih baik, mengambil keputusan dengan lebih jitu, dan mengelola bisnis dengan lebih matang.

Dengan terbiasa menggunakan mental model yang tepat, perilaku tertentu yang kita harapkan akan berkembang dan membantu kita menyelesaikan pekerjaan dan masalah tertentu yang dimiliki oleh usaha kita.

5 Mental Model untuk Mengelola Bisnis Lebih Matang!

1. Inversion

Biasanya, seseorang membuat list atau ekspektasi tertentu mengenai hasil atau sesuatu yang ia harapkan untuk diraih.

Namun, alih-alih menciptakan fokus mengenai apa yang ingin kita raih, baiknya kita fokus untuk menghindari outcome atau sesuatu yang kita hindari atau tidak ingin raih.

Inilah konsep dasar dari inversion. Dengan fokus untuk menghindari sesuatu yang ingin kita hindari atau menghindari sesuatu yang tidak ingin kita raih, kita akan lebih mudah berkembang dan berproses dengan lebih baik.

Misalnya, alih-alih bertanya tentang bagaimana memiliki customer service sempurna, baiknya kamu tanyakan tentang bagaimana memiliki customer service yang buruk dan bikin pelanggan nggak puas.

Dengan menemukan berbagai jawaban dari pertanyaan tersebut, kamu akan bisa menghindari kondisi tersebut dengan mudah dan perlahan berkembang. 

2. 10/10/10 Rule

10/10/10 rule adalah sebuah mental model yang berguna sekali buat proses pengambilan keputusan kamu di dalam bisnis.

Menggunakan 10/10/10 rule akan membantu kamu mengambil keputusan bisnis secara jangka pendek dan panjang atas suatu kondisi tertentu.

Dengan 10/10/10 rule, kamu bisa mempertanyakan apa yang akan kamu rasakan dan dampak yang akan muncul keputusan tersebut 10 menit, 10 bulan, hingga 10 tahun setelah mengambil keputusan tersebut untuk bisnis kamu.

Buatlah skenario atau dugaan mengenai perasaan kamu yang akan muncul mengenai keputusan tersebut, kondisi yang mungkin akan terjadi, hingga dampak yang akan muncul. Buatlah detailnya sebelum pada akhirnya kamu mengambil satu keputusan untuk suatu masalah atau kondisi yang bisnis kamu alami.

3. Circle of Competence

Mengatakan tidak adalah satu hal yang harus berani kamu lakukan ketika menjalani dan mengelola bisnis. Ketika kamu berusaha untuk melakukan sesuatu yang berada di luar area keahlian atau kemampuanmu, maka kamu akan melampaui circle of competence.

Dengan ruti mengembangkan dan memahami circle of competence, kamu akan tahu seberapa besar batas keahlian kamu dan terbiasa untuk mengatakan tidak apabila kamu diminta untuk melakukan sesuatu di luar keahlianmu.

Misalnya, kamu adalah pengusaha dessert yang menjual kue dan es krim. Ketika kamu diminta seseorang dari keluarga atau temanmu untuk membuka usaha fast casual restaurant, maka kamu perlu mengatakan tidak.

Hal ini bukan menunjukkan ketidakmauan kamu untuk berkembang, melainkan membantu kamu untuk tetap fokus dan nggak keluar dari batas keahlianmu.

4. Hanlon's Razor

Hanlon's razor adalah mental model yang membantu kamu untuk berpikir lebih positif mengenai orang lain.

Dalam mental model ini, dijelaskan bahwa kamu nggak boleh merasa atau berpikir bahwa seseorang ingin menyingkirkan atau membuat kamu jadi kelihatan lebih buruk ketika seseorang nggak melakukan sesuatu yang melibatkanmu atau mengabaikan kamu.

Sebaliknya, kamu perlu memberikan benefit of the doubt terhadap kondisi tersebut. Artinya, kamu perlu mencoba berpikir bahwa sejatinya mereka nggak memiliki niat buruk sama sekali.

Skenario sederhananya begini. Ketika pelanggan reguler kamu sudah lama nggak membeli produkmu, kamu berpikir bahwa dia sudah nggak menyukai produkmu lagi dan mulai lebih memilih untuk membeli produk kompetitor. Padahal, ia hanya sedang sibuk atau kewalahan dengan urusan pribadinya yang memungkinkan dia untuk nggak membeli produkmu.

5. Margin of Safety

Selalu berikan ruang untuk risiko atau kesalahan. Inilah konsep dari margin of safety.

Mental model  ini diperlukan karena selalu saja ada risiko atau kesalahan yang berpotensi muncul di dalam dunia bisnis atau usaha.

Contohnya, jika kamu adalah seorang pengusaha katering dan kamu tahu kamu bisa melayani 4 - 6 klien setiap minggunya, kamu perlu membatasinya ke 1 - 3 klien saja.

Hal ini dikarenakan kamu akan mengalami kelelahan hingga menurunnya performa pelayanan kamu apabila melayani 4 - 6 klien setiap minggunya. Daripada mengambil risiko tersebut, baiknya kamu tetap melayani 1 - 3 klien saja untuk menjaga performa katering kamu tetap maksimal.

Contact Us