Figure Blog

5 Mitos Inventory Management yang Harus Diluruskan!

24 May 2022

Semua bagian dalam bisnis selalu saja dikerubungi oleh mitos. Salah satunya? Manajemen persediaan di gudang atau inventory management.

Nyatanya, ada beberapa praktek dalam manajemen persediaan di gudang yang nggak sepenuhnya bisa dibenarkan.

Beberapa praktek tersebut perlu diluruskan agar dapat benar-benar dipahami dengan baik dan bisa disesuaikan dengan kondisi yang ada. Apa saja mitos-mitos tersebut?

1. Supplier Termurah adalah yang Terbaik

Ups, nggak juga, stockers! Memang pada prakteknya, kamu sebagai seorang pebisnis ingin selalu mencari dan membeli sesuatu dengan harga yang paling terjangkau demi menghemat pengeluaran.

Mencari pemasok dengan harga termurah memang menjamin pengeluaran yang sedikit, tapi nggak menjamin kualitas barang sama sekali.

Bayangkan kalau kamu membeli barang atau bahan baku yang murah dengan kualitas yang pas-pasan. Kamu justru malah rugi lebih besar.

Di sisi lain, kamu harus menerima komplain pelanggan, penjualan menurun drastis, dan pelanggan pun nggak puas. Alhasil, kamu nggak hanya rugi dalam hal penjualan, tapi juga rugi karena bisnis kamu jadi dipandang nggak kredibel dan bisa-bisa, sepi pembeli.

2. Beli Grosiran = Hemat Biaya

Nah, inilah salah satu nasehat klasik yang paling sering kamu temui ketika melakukan manajemen persediaan di gudang.

Membeli barang secara grosir memang akan murah dan terjangkau. Itu nasehat yang memang nggak salah. Namun, perlu diperhatikan bahwa nggak selamanya semua barang yang kamu beli secara grosir akan terjual.

Membeli barang secara grosir memang memungkinkan kamu untuk punya persediaan cadangan. Namun, jika nggak terjual, persediaan yang masih ada akan menjadi beban buat gudang kamu.

Biaya perawatan bertambah, biaya penyimpanan pun naik. Kalau persediaan barang tersebut kadaluarsa sebelum terjual, maka kamu harus merugi dan malah mengeluarkan tenaga lebih untuk membereskan barang-barang tersebut.

Maka dari itu, kamu perlu melakukan forecasting atau perkiraan akan kebutuhan pelanggan. Memiliki persediaan lebih memang baik untuk cadangan, tapi jangan sampai terlalu berlebihan ya!

3. Semakin Sering Menghitung Persediaan, Semakin Baik

Daripada membuang waktu operasional untuk cek persediaan gudang secara menyeluruh, ada baiknya kamu memeriksanya per section atau bagian. Memeriksa seisi gudang selama jam operasional bisa bikin kamu kewalahan.

Kalau memang ingin memeriksa persediaan gudang seluruhnya, sediakan waktu kosong agar kamu benar-benar fokus untuk menghitung persediaan di gudang

Untuk lebih memudahkan pemeriksaan, gunakan sistem barcode untuk mengetahui status dan identitas setiap barang yang ada di gudang. Kamu jadi nggak perlu cek semuanya dengan manual.

4. Manajemen Inventori Cuma Butuh Spreadsheet

Manajemen inventori atau persediaan di gudang pakai spreadsheet adalah usaha yang bikin tekor waktu, biaya, dan tenaga.

Nggak hanya itu, manajemen inventori dengan spreadsheet adalah sebuah usaha yang rentan akan kesalahan atau human error karena kamu atau staf gudang kamu harus menginput semua data secara manual.

Oleh karenanya, spreadsheet adalah metode yang sudah selayaknya kamu tinggalkan.

5. Aplikasi Manajemen Inventori itu Mahal

Manajemen inventori adalah soal proses jangka panjang. Kamu mungkin akan membayar sejumlah biaya selama masa langganan kamu, tapi kamu tentunya akan diuntungkan ke depannya.

Kamu nggak perlu lagi repot menghitung persediaan berulang-ulang, bisa kelola persediaan yang hampir habis atau kadaluarsa, bisa membuat custom barcode dengan lebih mudah, dan melihat rincian laporan dengan detil. Semua jadi lebih praktis dan efisien.

Makanya, segera unduh Onstock untuk manajemen inventori kamu! Nggak ada lagi rekap persediaan secara manual.

Nggak ada lagi bingung karena persediaan barang yang kadaluarsa atau habis. Nggak ada lagi pusing bikin laporan keuangan seharian.

Dengan Onstock, manajemen inventori kamu jadi lebih praktis dan serba menguntungkan!

Contact Us