Sebagai kondisi ekonomi yang hampir terjadi tiap tahun, dampak inflasi begitu luas: Mengubah kebiasaan dan selera masyarakat sampai dengan cara usaha beroperasi dan mengelola keuangan.
Tidak hanya itu, inflasi juga menyasar hampir seluruh aspek usaha dan bisnis, termasuk usaha ritel dan online.
Untuk membantumu melalui kondisi inflasi bila sewaktu-waktu kembali terjadi, kami sudah menyiapkan 7 tips berikut agar kamu bisa siap dan mampu bertahan menghadapi inflasi yang efeknya tidak main-main.
Sebelum kamu mengambil tindakan untuk menghadapi inflasi ekonomi, sebaiknya kamu kenali dulu seperti apa kondisi usahamu, terutama kondisi keuangannya.
Pelajari seberapa besar pendapatan kotor dan bersih yang biasa kamu terima setiap bulannya. Pelajari juga apa saja dan berapa besar pengeluaran usahamu.
Mempelajari setiap data yang ada akan memberikanmu gambaran yang lebih detail tentang kondisi dan kesehatan usahamu dan bisa mengarahkanmu untuk mengambil tindakan yang tepat dalam menghadapi inflasi.
Dalam kondisi inflasi, di mana berbagai harga jadi terasa lebih mahal, pengeluaran mesti ditekan seminimal mungkin.
Kamu perlu mencari berbagai jenis pengeluaran yang seharusnya bisa ditekan atau bahkan sebaiknya tidak perlu ada.
Selain itu, berhemat di sini bukan hanya menekan pengeluaran saja, tetapi juga menekan rumitnya proses operasional dan kerja sehingga tidak buang-buang banyak biaya dan bahan baku.
Ketika sedang inflasi, melakukan pembelian produk dan bahan baku dengan tepat dan cermat menjadi tantangan tersendiri. Salah beli produk atau membeli produk dengan harga yang jauh lebih tinggi akan menyulitkan usahamu
Untuk itu, kamu mesti mencari tahu produk atau stok barang apa yang mesti kamu beli dan sesuaikan dengan budget yang kamu punya. Agar kamu tidak salah beli, sebaiknya pakai data penjualan historis untuk memprediksi barang apa yang akan laku ke depannya.
Menaikkan harga adalah salah satu keputusan yang umum diterapkan ketika harga bahan baku sedang meroket. Namun, di sisi lain, keputusan ini bisa cukup memberatkan karena mayoritas konsumen tentunya tidak suka harga produk yang biasa mereka beli jadi naik.
Pada akhirnya, semua kembali lagi ke kamu sebagai pemilik usaha. Kalau kamu rasa profit margin usahamu masih cukup baik meskipun harus menurun karena harga bahan baku yang naik, artinya sebaiknya kamu tidak perlu menaikkan harga.
Namun, kalau kamu memang merasa profit margin kamu terdampak dan inflasi ternyata lebih parah dari yang diduga, menaikkan harga bisa menjadi keputusan yang tepat.
Diskon adalah 'magnet' buat sebagian besar orang. Diskon memudahkan suatu usaha untuk menarik orang untuk membeli produk yang dijual.
Walau transaksi bisa meningkat dengan diskon, di sisi lain diskon bisa memangkas keuntungan yang kamu dapat, terutama saat inflasi melanda.
Kalau kamu memang ingin menerapkan diskon di saat inflasi, kamu bisa menerapkannya dengan menetapkan nilai minimum belanja. Selain itu, kamu juga bisa menerapkan diskon kalau ada produk lama yang ingin kamu jual.
Bertahan dengan satu produk untuk mencari pendapatan usaha akan membuat usahamu mati perlahan. Kamu harus mencari peluang lain untuk kamu manfaatkan sebagai revenue stream yang baru.
Kalau ada peluang yang belum kompetitor manfaatkan, kamu perlu memanfaatkannya untuk menbuka aliran pendapatan yang baru agar penjualanmu tetap berjalan meski produk utamamu sednag sepi penjualan.
Pada akhirnya, yang membuat usahamu bertahan dan tetap siap menghadapi berbagai kondisi ekonomi yang menantang seperti inflasi adalah pelanggan tetap.
Fokus melayani pelanggan tetap kamu akan memudahkanmu mempertahankan kelangsungan usahamu di tengah kondisi ekonomi yang serba tidak pasti. Mereka adalah jaminan kamu untuk tetap mendapatkan pemasukan.
Oleh karenanya, selalu berikan layanan terbaik, penawaran terbaik, dan produk yang terbaik untuk bikin mereka tidak kecewa.
Inflasi memang bukan kondisi yang mudah dihadapi. Namun, dengan berbagai tindakan dan keputusan cermat untuk diterapkan, kamu tetap bisa bertahan dan mengarungi dinamika ekonomi tersebut dengan tenang dan siap.