Dalam merancang strategi pemasaran online untuk bisnis kamu, ada satu hal yang perlu kamu sadari: Bahwa banyak hal yang berkaitan dengan pemasaran online belum tentu benar walaupun banyak diterapkan dan dipercaya orang-orang.
Atas dasar itu, pada kesempatan ini, kamu perlu tahu apa saja berbagai mitos yang kebenarannya meragukan terkait dengan pemasaran online. Dengan mengetahui beberapa mitos ini, diharapkan kamu bisa lebih cermat lagi dalam merancang dan mempertimbangkan strategi pemasaran online untuk bisnis kamu.
Realita: Media sosial memang gratis untuk diunduh. Namun, penggunaannya nggak selamanya gratis.
Menggunakan media sosial memang butuh investasi dari segi waktu hingga strategi. Namun, selama perjalanannya, kamu harus mulai mengeluarkan biaya, mulai dari biaya gaji untuk mempekerjakan seorang specialist hingga ketika akan menjalankan ads untuk media sosial yang kamu gunakan. Hal ini dimaksudkan agar strategi pemasaran online kamu bisa lebih maksimal.
Karena itu, kamu harus melihat media sosial nggak hanya sebagai media distribusi informasi dan konten, tetapi juga sebagai media investasi untuk bisnis kamu.
Realita: Media sosial memang baru booming di sekitar 2010-an. Wajar untuk mengasumsikan bahwa yang menggunakan media sosial adalah anak muda yang umumnya termasuk ke dalam Gen Z dan Millenial.
Namun, hasil survei APJII (Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia) menunjukkan fakta menarik: Penetrasi Internet di Indonesia untuk kelompok usia 35 - 54 tahun dan di atas 55 tahun mencapai 87,3% dan 51,73%.
Artinya, terdapat peluang yang besar untuk setiap bisnis, baik bisnis besar maupun UMKM, yang ingin menyasar kalangan yang lebih berumur. Oleh karenanya, apabila target utama bisnis atau UMKM yang kamu punya adalah orang-orang yang berada di usia 40 tahun ke atas, jangan ragu untuk tetap menggunakan media sosial sebagai bagian dari strategi pemasaran online kamu.
Realita: Hashtags memang telah menjelma jadi salah satu bagian yang penting dalam pemasaran online, khususnya melalui media sosial. Namun, hashtags bukanlah sesuatu yang bisa bikin pemasaran online kamu jadi lebih meroket.
Hashtags dalam konten media sosial hanya akan benar-benar berguna ketika kamu ingin mencari orang-orang yang punya satu pikiran atau minat yang sama.
Oleh karenanya, ketika kamu pakai hashtags tertentu yang sejatinya nggak ada relasinya dengan produk, jasa, atau konten yang kamu berikan, maka jangan expect agar salah satu dari hal tersebut akan langsung meroket.
Realita: Pemasaran online butuh konten. Namun, lebih dari itu, pemasaran online butuh konten yang valuable untuk orang-orang yang disasar.
Konten yang valuable dibangun atas beberapa kondisi: Mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan, menarik perhatian, dan dibuat dengan cermat dan faktual berdasarkan data yang lengkap dan memadai.
Tanpa konten yang valuable dan berkualitas, pemasaran kamu hanya akan dianggap angin lalu oleh orang-orang.
Namun, dengan konten yang benar-benar punya nilai tambah, kamu akan bisa menggaet lebih banyak pelanggan setia, meningkatkan trust, dan menambah citra positif bisnis kamu.
Realita: Adalah sesuatu yang nggak bisa dibantah bahwa media sosial digunakan oleh miliaran orang secara global. Di Indonesia sendiri, terdapat 191,4 juta orang yang menggunakan media sosial per Januari 2022.
Sebagai pebisnis, kamu nggak boleh melihat ini sebagai kesulitan. Justru, lihat ini sebagai sebuah peluang. Kamu tentu nggak akan bisa meraup semua pengguna media sosial. Namun, dengan strategi pemasaran online yang tepat, kamu akan bisa menjaring mana yang akan benar-benar jadi pelanggan kamu dan mana yang nggak.
Semuanya kembali lagi kepada siapa target pasar kamu. Ketahui dulu mereka, barulah selanjutnya kamu rancang dan siapkan strategi pemasaran online yang tepat untuk benar-benar mampu meraih target pasar kamu.
Realita: Melihat rating bintang satu, ditambah dengan komentar nggak sedap dari salah seorang pelanggan - rasanya seperti mimpi buruk. Hal ini tentunya berpotensi untuk membuat orang-orang yang mulai tertarik atau berencana membeli produk atau menggunakan jasa kamu jadi mundur pelan-pelan.
Tapi, tenang saja. Sesuatu yang punya kesan negatif nggak selamanya selalu punya dampak negatif untuk bisnis kamu.
Ketika kamu menerima review negatif dari pelanggan kamu, jangan pernah khawatir! Responlah setiap review negatif dari pelanggan dan tawarkan beberapa solusi dan jawaban yang tepat untuk pelanggan tersebut. Dari sini, kamu bisa menunjukkan itikad baik dan fokus untuk tetap memuaskan pelanggan tersebut.
Kuncinya terletak pada bagaimana kamu bisa mengelola review negatif yang kamu terima sehingga berujung pada kepuasan pelanggan. Meski pelanggan nggak puas terhadap produk kamu, setidaknya jangan sampai mereka juga nggak puas terhadap feedback yang kamu berikan.
Realita: Menggunakan website saja untuk pemasaran online bisnis kamu nggak cukup. Sebaliknya, menggunakan media sosial saja juga nggak cukup.
Karena itu, ada baiknya untuk mengombinasikan keduanya dengan baik. Menggunakan dua media tersebut secara beriringan akan membantu kamu untuk lebih mudah mendongkrak pemasaran online bisnis kamu. Menggunakan salah satunya saja nggak akan maksimal.
Realita: Chatbots atau live chat mungkin nggak bisa berkomunikasi senatural atau seluwes customer service pada umumnya. Namun, chatbots atau live chat bisa menjadi cara alternatif untuk membantu dan menjaga interaksi pelanggan.
Chatbots atau live chat akan bermanfaat apabila kamu atau admin sedang kewalahan dalam menghadapi pelanggan atau sedang berada di luar jam operasional bisnis kamu. Maka dari itu, chatbots atau livechat bisa menjadi alternatif dalam strategi pemasaran online kamu.
Realita: Dalam melakukan pemasaran secara online melalui media sosial, seringkali kuantitas konten jadi tujuan utama. Hal ini sejatinya nggak masalah, pasalnya kamu perlu menunjukkan aktivitas dari media sosial bisnis kamu. Namun, jangan sampai kamu melupakan kualitas dari konten yang kamu buat.
Konten yang berkualitas dan benar-benar memberikan nilai tambah untuk pelanggan kamu akan lebih penting dibandingkan kuantitas konten yang kamu publish.