Figure Blog

Accrued Revenue vs Deferred Revenue: Apa Itu dan Bagaimana Membedakannya

22 Jun 2023

Pendapatan usaha adalah salah satu komponen usaha yang krusial dalam menggerakkan roda usaha kamu.

Namun, pertukaran barang atau jasa dengan pendapatan yang kamu terima tidak selalu terjadi dalam satu waktu yang sama. Inilah yang kemudian melahirkan accrued revenue dan deferred revenue di dalam usaha.

Apa Itu Accrued Revenue?

Accrued revenue adalah istilah yang menggambarkan pendapatan yang belum kamu terima meski kamu sudah menjual produkmu atau menyediakan jasamu kepada pelangganmu.

Dalam kondisi ini, pelanggan adalah pihak yang berutang kepada usahamu dan kamu dalam posisi memiliki piutang usaha.

Walaupun Accrued revenue umumnya ditemukan di usaha yang berkutat di bidang jasa, kamu juga bisa menemukannya apabila kamu memiliki usaha barang.

Beberapa Contoh Accrued Revenue

Beberapa contoh sederhana dari accrued revenue antara lain:

• Pekerja freelance yang sudah memberikan hasil kerjanya kepada klien namun belum menerima bayaran.

• Pengusaha toko sembako yang sudah menjual berbagai sembako kepada seorang pelanggan namun belum dibayar.

• Pekerja servis elektronik yang sudah memperbaiki barang elektronik namun belum memberikan tagihan.

Cara Pencatatan Accrued Revenue

Ketika akan melakukan pencatatan accrued revenue, kamu akan banyak berhadapan dengan adjusting entry atau jurnal penyesuaian.

Untuk mencatat accrued revenue, kamu perlu mencatatkan nominal transaksi untuk akun Pendapatan yang Masih Harus Diterima di bagian debet dan akun Pendapatan di bagian kredit.

Misalnya, kamu baru saja menjual produk sembako seharga Rp300.000. Kamu sudah mengirimkan sembako tersebut dan pelanggan sudah menerimanya, namun pelanggan tersebut belum melakukan pembayaran.

Oleh karena itu, pencatatannya akan dilakukan dengan mencatatkan Rp300.000 untuk akun Pendapatan yang Masih Harus Diterima di kolom debet dan Rp300.000 di akun Pendapatan di kolom kredit.

Apa Itu Deferred Revenue?

Berkebalikan dari accrued revenuedeferred revenue menggambarkan pendapatan yang sudah kamu terima namun barang atau jasa yang diinginkan pelanggan belum kamu berikan. Dalam akuntansi, deferred revenue disebut sebagai Pendapatan Diterima di Muka.

Dalam kondisi ini, kamu yang berutang kepada pelangganmu dalam bentuk barang atau jasa.

Beberapa Contoh Deferred Revenue

Beberapa contoh sederhana dari deferred revenue antara lain:

• Pedagang e-commerce yang membuka pre-order dan mengharuskan pembayaran terlebih dahulu sebelum produk dirilis resmi dan dikirimkan.

• Pedagang koran yang mengharuskan pembayaran bulanan saat akan berlangganan koran.

• Pengusaha katering yang mengharuskan pembayaran DP sebagai jaminan pekerjaan katering.

Cara Pencatatan Deferred Revenue

Serupa dengan accrued revenue, untuk mencatat deferred revenue, kamu akan berhadapan dengan jurnal penyesuaian.

Untuk melakukan pencatatan deferred revenue, cukup catatkan nominal transaksi untuk akun Kas di kolom debet dan akun Pendapatan Diterima di Muka di di kolom kredit.

Misalnya, kamu pedagang di e-commerce yang sedang membuka pre-order untuk produk terbaru kamu dan orang pertama melakukan pre-order untuk produk seharga Rp150.000

Maka dari itu, pencatatan di  jurnal penyesuaiannya adalah dengan mencatatkan nominal transaksi sebesar Rp150.000 untuk akun Kas di kolom debet dan untuk Pendapatan Diterima di Muka seharga Rp150.000.

Kesimpulan

Secara sederhana, yang membedakan accrued revenue dan deferred revenue adalah waktu pembayaran yang dilakukan dan apakah barang atau jasa sudah diberikan.

Kalau kamu mengalami kondisi di mana kamu perlu menerima accrued revenue atau deferred revenue, kedua contoh di atas akan membantu kamu mencatat salah satunya dengan baik.

Dengan memahami keduanya dengan baik, kamu akan punya gambaran yang lebih jernih dan lengkap tentang pendapatan usaha kamu dan tahu kondisi keuangan kamu dengan baik.

Contact Us