Figure Blog

Charm Pricing: Kenapa Sebagian Besar Usaha Pakai Metode Pricing ini

4 Jan 2024

Menetapkan harga untuk sebuah produk bukan hanya memerlukan pemahaman tentang produkmu, tetapi juga emsoi dan reaksi pelanggan.

Dalam dunia usaha, ada satu metode pricing yang menekankan aspek psikologis untuk bikin pelanggan lebih tertarik pada produkmu dan menganggap produkmu jadi lebih layak dibeli. Mari ketahui lebih banyak soal charm pricing!

Mengenal Metode Charm Pricing

Charm pricing adalah metode pricing atau penetapan harga di mana kamu perlu menggunakan nominal akhir ganjil untuk setiap harga produk yang kamu berikan.

Jadi, alih-alih menetapkan harga secara bulat, kamu perlu menggunakan akhiran ganjil berupa angka 3, 5, 7, atau 9 di belakang harga yang kamu berikan. Hal ini dimaksudkan untuk menarik perhatian pelanggan untuk segera membeli produk tersebut.

Kenapa Metode Charm Pricing Bisa Efektif?

1. Left Digit Bias

Sebuah penelitian pada tahun 2003 menunjukkan bahwa terdapat teori yang menjelaskan bahwa manusia cenderung membaca sesuatu dari kiri ke kanan. Lalu, apa efeknya terhadap harga produk yang menggunakan charm pricing?

Misalnya brand A memiliki produk jaket yang diberi harga Rp150.000, sementara brand B memutuskan untuk memberi harga produk jaketmu sebesar Rp149.000 Selisih harga ini memang tampak tidak besar, tapi efeknya begitu besar.

Karena kecenderungan yang tadi dijelaskan, kebanyakan orang akan cenderung memilih untuk membeli produk jaket dari brand B. Meski mendekati harga Ro150.000, orang-orang akan tetap menganggap jaket B memiliki harga Rp140 ribuan. Alhasil, produk B dianggap lebih menarik untuk dibeli.

2. Perceived Gain

Masih menggunakan contoh di atas, selisih Rp1.000 dari kedua produk yang dijual ini akan menimbulkan persepsi yang disebut sebagai perceived gain.

Perceived gain adalah persepsi di mana seorang pelanggan akan merasa lebih hemat atau untung ketika membeli produk dengan harga yang terasa atau tampak lebih murah meskipun selisihnya tipis.

Siapa yang Bisa Kamu Targetkan dengan Metode Ini?

1. Pelanggan Pencari Diskon

Ada beberapa jenis pelanggan yang memang mencari sebuah produk dengan harga yang lebih terjangkau atau harga yang diberi diskon. Jenis pelanggan seperti ini adalah sasaran utama untuk metode charm pricing ini.

Untuk menerapkannya, kamu bisa menetapkan harga yang lebih rendah dari kompetitormu secara langsung. Kamu juga bisa memberikan diskon dengan nominal ganjil untuk harga diskonnya di mana pelanggan akan lebih mudah membandingkan harga asli dengan harga diskon.

2. Pelanggan Impulsif

Pelanggan impulsif adalah pelanggan yang berorientasi pada emosi atau perasaan untuk membeli sebuah produk. Mereka adalah orang-orang yang mudah tergoda dengan penawaran-penawaran yang tampak menarik.

Disinilah charm pricing bisa bekerja. Karena charm pricing bisa menampilkan harga produk yang tampak menarik dan membantu pelanggan untuk berhemat, pelanggan yang impulsif bisa dengan mudah tertarik untuk membeli produk dengan charm pricing.

Kesimpulan

Walau di atas kertas tampak sederhana, charm pricing bisa menjadi senjata yang efektif dalam menjalankan usahamu. Dengan melibatkan aspek emosional atau psikologis, kamu bisa menjual produk dengan lebih mudah kepada target pelanggan yang tepat.

Contact Us