Figure Blog

Decoupling Inventory: Sebuah Panduan Memastikan Stok Barang Tetap Tersedia walau Produksi Terhambat!

26 Sep 2022

Memahami proses operasional, khususnya produksi, akan memungkinkan kamu untuk menangani setiap masalah operasional dengan baik dan tepat.

Salah satunya adalah ketika terjadi gangguan teknis dalam proses produksi yang berpotensi pada terhambatnya produksi dan penjualan.

Ketika kondisi ini terjadi, ada satu konsep yang perlu kamu pelajari dan pahami untuk diterapkan agar kamu tetap bisa melakukan penjualan walau produksi sedang terganggu: Decoupling inventory.

Mengenal Metode Decoupling Inventory

Decoupling inventory adalah bahan baku cadangan atau tambahan yang disediakan bila produksi sewaktu-waktu berjalan lambat atau bahkan terhambat karena beberapa kondisi, seperti mesin yang rusak atau minimnya tenaga kerja.

Decoupling inventory umumnya akan dimiliki oleh suatu bisnis yang memang memproduksi sendiri stok barang dagangannya.

Bahan baku cadangan yang kamu miliki setelah melakukan metode ini bisa dibilang merupakan sejenis safety stock.

Namun, bahan baku cadangan yang dimiliki setelah melakukan decoupling sifatnya bukan untuk memenuhi permintaan yang melonjak drastis dari pasar, melainkan untuk berjaga-jaga apabila sewaktu-waktu produksi terganggu atau berhenti.

Selama proses produksi terganggu atau berhenti ini, kamu tetap bisa melakukan penjualan. Pasalnya, dengan memiliki bahan baku cadangan, kamu bisa memproduksi stok barang tambahan untuk kamu jual walau sedang terjadi gnagguan teknis.

Pegawai Gudang Membawa Stok Barang

Sumber: Freepik.com

Mengapa Perlu Melakukan Decoupling Inventory?

1. Penjualan Tetap Lancar walau Peralatan Produksi Rusak

Walau kita rutin melakukan maintenance atau perawatan untuk setiap peralatan dan mesin produksi, kita nggak pernah tahu kapan tiba-tiba mesin atau peralatan tersebut mengalami gangguan atau kerusakan.

Oleh karenanya, kehadiran decoupling inventory yang telah kamu olah menjadi stok barang cadangan yang sudah jadi membantu bisnis kamu untuk tetap bisa melakukan penjualan meskipun bisnis kamu nggak sedang melakukan produksi.

Kamu pun bisa tetap memuaskan pelanggan yang ingin membeli produk kamu meskipun kamu sedang mengalami gangguan teknis dalam proses produksi.

2. Membantu Kamu Fokus untuk Maintenance

Adanya decoupling inventory memungkinkan kamu untuk menjual stok barang cadangan yang kamu miliki sembari melakukan maintenance mesin atau peralatan produksi kamu. Sekali mendayung, dua tiga pulau pun terlampaui.

Bayangkan kalau kamu hanya fokus melakukan maintenance tanpa memiliki stok barang cadangan.

Proses produksi terhambat. Penjualan melambat. Pelanggan pun jadi sambat.

3. Melawan Ketidakpastian dalam Bisnis

Menariknya, decoupling inventory juga berfungsi untuk menangkal ketidakpastian dalam bisnis, misalnya pengiriman produk yang terhambat, supplier utama yang sedang bermasalah, hingga kekurangan tenaga kerja untuk menjalankan proses produksi.

Melalui ketersediaan decoupling inventory, kamu bisa tetap melakukan penjualan walau ada beberapa masalah yang berkaitan dengan produksi.

Bagaimana Menerapkan Decoupling Inventory?

Sebelum kamu menyediakan decoupling inventory, pastikan dulu agar kamu memiliki data historis yang akurat terkait dengan ketersediaan stok barang kamu dan permintaan pelanggan. Kalau kamu belum memilikinya, cobalah untuk menggunakan aplikasi atau sistem manajemen stok barang yang memadai terlebih dahulu.

Kalau kamu sudah mulai menggunakan sistem manajemen stok barang yang memadai dan tepat, saatnya mulai menghitung decoupling inventory!

1. Hitung Stok Bahan Baku dan Barang yang sedang Diproduksi

Untuk memulainya, kamu perlu menghitung stok bahan baku yang masih tersedia di gudang kamu. Hitung juga stok barang yang tersedia dan sedang kamu produksi.

2. Analisa Data Historis dari Permintaan Pelanggan

Selanjutnya, lakukan analisa terkait data historis dari permintaan pelanggan.

Lewat data ini, kamu akan mampu memprediksi permintaan pelanggan dan potensi penjualan dengan mudah. Kamu pun akan dengan mudah mengetahui berapa banyak stok barang yang dibutuhkan di gudang.

3. Hitung Stok Bahan Baku yang Bisa Kamu Beli

Setelah memperoleh hasil perhitungan sebelumnya, kamu akan bisa menghitung stok bahan baku yang harus kamu beli untuk cadangan dalam melakukan produksi.

4. Tentukan Jadwal Pemesanan Bahan Baku

Segera tentukan kapan kamu harus melakukan pemesanan. Pastikan pemesanan tepat waktu atau lebih awal sehingga kamu nggak perlu melakukan produksi dengan terburu-buru.

5. Catat Setiap Bahan Baku ke Dalam Sistem

Ketika semua bahan baku sudah kamu terima di gudang, pastikan kondisi dan kualitasnya. Jika kamu rasa semuanya sudah layak dan sesuai permintaan, segera catat ke dalam sistem agar proses produksi bisa lebih mudah.

Contact Us