Figure Blog

Hindari Satu Kegiatan ini Biar Pelanggan nggak Kabur dari Bisnis Kamu!

20 Sep 2022

Kekecewaan adalah perasaan pertama yang dijamin muncul ketika pelanggan memesan suatu produk yang tersaji di display toko namun ternyata sudah out of stock.

Dari perspektif pemilik bisnis atau UMKM, hal tersebut disebut sebagai overselling. Sebagai pemilik bisnis atau UMKM, kamu harus menghindari sebisa mungkin kegiatan ini. Bila terjadi secara rutin, jangan heran bila pelanggan kabur ke kompetitor dan kamu kehilangan keuntungan.

Untuk itu, saatnya kenali overselling lebih dalam dan pelajari beragam tips pencegahannya!

Overselling: Kegiatan Bisnis Pembawa Bencana

Overselling adalah sebuah kegiatan bisnis di mana kamu menjual produk tertentu melebihi jumlah produk yang benar-benar tersedia di gudang kamu. Hal ini biasanya terjadi ketika kamu masih menampilkan produk tertentu di etalase toko (Baik online maupun offline), namun realitanya kamu kehabisan stok dari produk tersebut.

Kegiatan bisnis sederhana ini bisa jadi pembawa petaka buat bisnis kamu. Pasalnya, kegiatan ini dapat merusak kepercayaan pelanggan ketika mereka menghadapinya berulangkali dan memberikan pengalaman yang nggak mengenakkan buat pelanggan.

Dalam survei yang dilakukan Retail Dive, ditemukan bahwa out of stock atau kehabisan produk adalah komplain terbesar dari pelanggan yang berbelanja di ritel.

Bayangkan ketika pelanggan ingin membeli produk tertentu dari bisnis kamu dan produk tersebut justru habis berulangkali walau kamu sajikan display-nya di online atau offline store kamu. Pelanggan pun akan berpikir bahwa kamu nggak benar-benar serius dalam menjalankan bisnis. Pengalaman belanja pun akan terasa buruk dan nggak memuaskan.

Lebih lanjut lagi, sebagai konsekuensi dari pelanggan yang kehabisan produk, mereka akan lari ke kompetitor. Artinya, kamu kehilangan potensi penjualan dan keuntungan dan justru bikin kompetitor jadi selangkah lebih baik daripada kamu.

Stok Barang di Gudang

Sumber: Pexels.com

Penyebab Terjadinya Overselling

1. Data Stok Barang nggak Akurat

Penyebab terbesar dari overselling adalah data stok barang di gudang yang nggak akurat. Kondisi ini bisa disebabkan beragam hal, mulai dari human error hingga proses manajemen stok barang di gudang yang masih manual.

Data yang nggak akurat ini berpotensi untuk membuat kamu menyimpulkan bahwa kamu stok barang tertentu masih tersedia, padahal nyatanya barang tersebut sudah out of stock. Dampaknya, kamu pun akan kesulitan untuk memenuhi permintaan pelanggan untuk produk yang sudah out of stock.

2. Minimnya Integrasi

Kalau kamu memiliki bisnis atau UMKM yang berjualan secara online maupun offline, integrasi terkait stok barang di kedua channel tersebut harus selalu jadi prioritas.

Ketiadaan integrasi dalam manajemen stok barang hanya akan berujung minimnya akurasi data stok barang dan menyulitkan kamu untuk mengetahui persediaan tiap stok barang di kedua channel tersebut, meningkatkan potensi overselling dalam bisnis atau UMKM kamu.

5 Tips Ampuh Mencegah Overselling

1. Terapkan ABC Analysis

Teknik ABC Analysis adalah suatu teknik yang memungkinkan kamu untuk mengetahui produk mana yang paling laris dan produk mana yang paling sedikit dibeli. Teknik ini membagi seluruh produk kamu ke dalam 3 kategori: Kategori A (Barang yang berkontribusi untuk 80% penjualan), kategori B (Barang yang berkontribusi untuk 15% penjualan), dan kategori C (Barang yang berkontribusi untuk 5% penjualan).

Dengan melakukan pengelompokkan seperti ini, kamu akan dengan mudah mengetahui tingkat penjualan dari setiap produk. Hal ini pun siap membantu kamu untuk mengetahui jumlah produk yang harus dijual dan dibeli kembali untuk stok barang di gudang.

2. Buat Reorder Point

Memesan stok barang dalam jumlah yang tepat memang penting, namun jangan lupa juga memesan stok barang dalam waktu yang tepat.

Agar kamu bisa melakukannya, kamu butuh menetapkan reorder point.

Pada dasarnya, reorder point adalah suatu momen atau titik tertentu di mana kamu harus melakukan restocking atau mengisi kembali stok barang yang ada di gudang kamu. Nggak hanya itu saja, reorder point juga membantu kamu mencari tahu berapa banyak jumlah stok barang dan safety stock yang harus dibeli.

Hal ini pun memastikan agar kamu tetap memiliki stok barang di dalam gudang kamu dan pelanggan tetap bisa membeli tanpa takut harus kehabisan produk kamu.

3. Lakukan Audit Stok Barang secara Rutin

Audit stok barang yang dilakukan secara rutin adalah kunci untuk memastikan stok barang selalu tersedia buat pelanggan. Audit stok barang membantu kamu mencocokkan jumlah stok barang yang tersedia dengan jumlah stok barang yang tercatat.

Oleh karenanya, kamu bisa mengetahui jumlah stok barang yang tersedia dan memastikan agar penjualan barang tersebut benar-benar lancar untuk pelanggan.

4. Rapikan Susunan Gudang Kamu

Punya catatan stok barang yang baik selalu dimulai dari bagaimana kamu mengatur dan mengelola susunan dan layout gudang kamu.

Susunan dan layout gudang yang rapi adalah langkah awal untuk melakukan penghitungan stok barang dengan mudah.

Kamu pun bisa mendapatkan catatan persediaan stok barang yang lebih akurat dan sesuai dengan jumlah yang ada di gudang kamu. Overselling bisa dihindari perlahan dan kamu bisa tetap memenuhi permintaan pelanggan untuk produk tertentu.

5. Pakai Aplikasi Manajemen Gudang yang Layak dan Tepat

Untuk mencegah overselling, kamu selalu butuh alat yang pas dan layak. Alat tersebut, nggak lain dan nggak bukan, adalah aplikasi manajemen gudang.

Di hari pertama kamu menggunakan aplikasi manajemen gudang yang tepat untuk mengelola gudang dan stok barang kamu, kemudahan dan kepraktisannya akan langsung terasa.

Stok barang yang tadinya berantakan dan nggak tercatat dengan rapi akan bisa terlacak dengan baik.

Laporan bisnis dan gudang yang nggak jelas akan jadi lebih lengkap dan akurat.

Stok barang yang hampir habis dan hampir kadaluarsa pun akan mudah diketahui keberadaannya.

Contact Us