Figure Blog

Marketing Myopia: Yuk Kenali Kesalahan Marketing yang Fatal Ini! (+Cara Memperbaikinya)

29 Dec 2022

Melakukan kesalahan saat menjalankan usaha, termasuk dalam melakukan marketing usaha, memang suatu kewajaran.

Namun, kalau ada satu kesalahan yang paling wajib kamu hindari saat melakukan marketing, kesalahan itu adalah marketing myopia.

Apa maksud dari marketing myopia? Apa penyebab dan seberapa buruk dampak marketing myopia? Kita akan mengupasnya lebih dalam beserta dengan bagaimana menangani kesalahan tersebut!

Mengenal Istilah Marketing Myopia

Walau mengusung istilah medis yaitu myopia, sejatinya istilah tersebut hanyalah analogi saja.

Marketing myopia menggunakan istilah myopia untuk menggambarkan kecenderungan suatu usaha untuk melihat dab hanya fokus pada tujuan usaha secara jarak dekat (Short term, dalam hal ini yaitu fokus melakukan penjualan sebanyak mungkin) dibandingkan secara jarak jauh (Long term, dalam konteks ini yaitu loyalitas pelanggan) dan 

Istilah ini ditelurkan oleh seorang ekonom asal Harvard University, Theodore Levitt, pada suatu pembahasan di Harvard Business Review.

Dalam pandangannya, suatu usaha yang mengalami marketing myopia cenderung hanya fokus pada produknya saja, meski seharusnya yang menjadi fokusnya adalah keinginan dan kebutuhan pelanggan.

Suatu usaha yang mengalami marketing myopia, menurut Levitt, akan perlahan mengabaikan dan nggak banyak memperhatikan pelanggan karena terlalu fokus pada produknya saja. Hal ini akan membuat usaha tersebut mulai ditinggalkan pelanggan, nggak bisa bersaing, dan hilang dari persaingan.

Marketing yang Fokus Pada Target Pasar atau Pelanggan

Penyebab Munculnya Marketing Myopia

1. Pertumbuhan Terlalu Cepat

Sesuatu yang berlebihan memang bukan hal yang baik, dan hal ini pula berlaku pada pertumbuhan usaha.

Melalui pertumbuhan usaha dan penjualan yang terlalu cepat, terdapat potensi dalam suatu usaha untuk merasa bahwa apapun produk yang mereka buat pasti akan dibeli oleh pasar.

Nah, hal ini akan menciptakan ilusi bahwa sebaiknya usaha tersebut fokus pada produk saja.

2. Merasa Sudah Menjadi Pemimpin Pasar

Ketika suatu usaha sudah merasa di depan dan jadi dominan di suatu industri atau pasar, perasaan jumawa akan muncul.

Mereka merasa pelanggan nggak akan berpaling kemana-mana, apalagi jika ada pesaing baru yang muncul dan belum punya reputasi atau status yang baik seperti usaha mereka.

Selamatkan Usaha Kamu Sebelum Mengalami Marketing Myopia!

Marketing myopia memang memiliki dampak yang fatal untuk usaha kamu. Meski begitu, ada beberapa cara yang bisa dilakukan sebelum usaha kamu terjun ke dalam kondisi tersebut:

1. Utamakan Kebutuhan dan Keinginan Pelanggan

Ketika kamu mulai sadar bahwa usaha kamu terlalu fokus pada produk yang kamu buat saja, inilah titik balik yang penting untuk nggak terjatuh ke dalam marketing myopia.

Dari sini, mulailah berhenti sejenak dan coba untuk menggali lebih dalam mengenai kebutuhan dan keinginan sejati dari pelanggan atau target pasar kamu.

Lakukan riset yang detail dan mendalam, cari tahu masalah yang mereka alami dan keinginan mereka mengenai produk kamu. Sebarkan survei, kuesioner, hingga lakukan uji produk langsung ke calon pembeli kamu.

2. Perhatikan Dinamika Pasar

Di samping kebutuhan dan keinginan pelanggan dan pasar, jangan lupa perhatikan dinamika yang terjadi di pasar.

Dinamika di sini adalah pergeseran selera hingga tren yang sedang terjadi.

Kedua hal ini tentu memengaruhi kebutuhan dan keinginan pelanggan.

Dengan mengikuti tren dan memahami perubahan selera pelanggan, kamu bisa menyesuaikan produk kamu dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan dan nggak tertinggal di dalam persaingan.

3. Inovasi yang Sesuai

Persaingan usaha dan perkembangan zaman nggak akan pernah berhenti.

Karena itu, inovasi menjadi salah satu kunci untuk membantu menyelamatkan usaha kamu dari marketing myopia.

Dengan inovasi, kamu bisa terus beradaptasi terhadap perubahan-perubahan, baik dari tren hingga perilaku pasar dan membantu kamu untuk fokus pada tujuan yang lebih jangka panjang, misalnya loyalitas pelanggan hingga word of mouth.

Contact Us