Ada begitu beragam jenis barang di dalam gudang yang perlu kamu pahami dan kelola.
Gagal memahami setiap jenisnya dengan baik, dan kamu akan mendapati diri kamu kesulitan mengelola setiap persediaan barang.
Untuk itu, kamu perlu memahami terlebih dahulu setiap jenis persediaan barang di gudang kamu dan kemudian menerapkan FSN Analysis.
Di dalam gudang, umumnya terdapat 3 jenis barang yang akan kamu kelola: Fast-moving inventory, slow-moving inventory, dan non-moving inventory.
Fast-moving inventory adalah barang yang terjual secara cepat dan umumnya merupakan barang yang perlu diproduksi secara rutin.
Slow-moving inventory adalah barang yang membutuhkan waktu lama untuk terjual dan umumnya menghambat arus kas dan pendapatan usaha. Jenis barang ini adalah jenis barang yang punya permintaan yang rendah.
Sementara itu, non-moving inventory adalah barang yang hampir nggak pernah terjual dan berdiam lama di dalam gudang.
Ketiga jenis barang di gudang ini butuh metode manajemen yang tepat, dan metode tersebut hadir dalam bentuk FSN analysis yang memang banyak dipakai untuk mengelola dan mengendalikan ketiga jenis barang yang ada di gudang.
Ada beberapa faktor-faktor yang digunakan ketika kamu menggunakan metode FSN analysis:
Tingkat konsumsi merujuk kepada jumlah rata-rata konsumsi suatu barang dalam satu periode tertentu.
Durasi analisis merujuk kepada kapan kamu akan melakukan FSN analysis secara rutin.
Average stay menggambarkan waktu atau durasi yang dibutuhkan bagi suatu barang untuk terjual dalam satu periode tertentu.
Sumber: Pexels
Sebelum menentukan suatu produk masuk ke dalam salah satu dari ketiga kategori barang tersebut, kamu perlu menghitung dua faktor dalam FSN analysis, yaitu average stay dan tingkat konsumsi.
Untuk menghitung average stay, kamu perlu menggunakan rumus ini:
Average Stay: Jumlah penyimpanan barang X kumulatif / (Barang X yang diterima + opening balance barang X)
Sementara itu, untuk menghitung tingkat konsumsi suatu barang, rumus yang perlu kamu gunakan adalah:
Tingkat Konsumsi: Jumlah total barang X / Durasi total barang X
Tahap kedua serupa dengan tahap pertama. Hanya saja, kamu perlu menghitung keduanya secara kumulatif.
Untuk menghitung average stay secara kumulatif, kamu perlu memakai rumus ini:
Average Stay Kumulatif: Average stay barang X + average stay dari seluruh barang yang lebih lama dari barang X
Sementara itu, untuk menghitung tingkat konsumsi secara kumulatif, rumus berikut ini perlu kamu gunakan:
Tingkat Konsumsi Kumulatif: Tingkat konsumsi barang X + tingkat konsumsi semua barang yang lebih lama dari barang X
Tahap terakhir adalah mengubah kedua hasil perhitungan tadi menjadi bentuk persentase.
Untuk melakukan perhitungan persentase average stay, kamu bisa memakai rumus di bawah ini:
Persentase Average Stay: (Average stay kumulatif dari barang X / Average stay kumulatif dari seluruh barang) x 100
Sementara itu, untuk melakukan perhitungan persentase tingkat konsumsi, rumus yang perlu kamu pakai adalah:
Persentase Tingkat Konsumsi: (Tingkat konsumsi barang X / Tingkat konsumsi dari seluruh barang) x 100
Pada tahap ini, kamu bisa membuat daftar barang yang kamu jual di usaha kamu. Jangan lupa hitung biaya untuk tiap unit barang, permintaan tahunan, hingga penggunaan tahunan dari setiap barang (Dilakukan dengan mengalikan biaya per unit dengan permintaan tahunan).
Selanjutnya, urutkan daftar tersebut berdasarkan barang dengan tingkat permintaan tahunan tertinggi hingga yang terendah.
Pada tahap terakhir ini, hitunglah terlebih dahulu persentase dari permintaan tahunan tiap barang dan persentase kumulatifnya.
Setelah kamu dapatkan hasilnya, maka kamu tinggal mengelompokkan mana barang yang masuk kategori fast-moving, slow-moving, hingga non-moving inventory.
FSN analysis yang dilakukan dengan tepat akan memudahkanmu menemukan barang-barang yang punya permintaan sedikit di pasar atau yang jarang terjual.
Di sisi lain, kamu pun jadi lebih sadar mana barang yang tepat untuk dilakukan restocking dengan rutin hingga jumlah barang yang perlu kamu restock.
Pasar selalu mengalami dinamika dan gejolaknya. Kondisi ini tentunya memengaruhi permintaan pasar terhadap produk-produk yang kamu jual.
Melalui hasil FSN analysis, kamu dapat dengan mudah mengetahui mana produk yang permintaannya sedang melambat dan mana produk yang permintaannya sedang melonjak.
FSN analysis juga membantu kamu mengelola ruang gudang kamu dengan lebih jitu dan efektif.
Kamu nggak perlu lagi boros ruang di gudang karena kamu nggak perlu rutin melakukan restock barang-barang yang masuk kategori slow-moving dan non-moving. Artinya, ruang di gudang jadi lebih lega dan hemat.