Figure Blog

Micromanagement: Gaya Kepemimpinan yang Bisa Berdampak Buruk buat Usaha Kamu!

6 Jul 2023

Sebagai seorang pemilik usaha sekaligus pemimpin, tentunya kamu ingin agar hasil kerja dari para pegawai kamu tidak sia-sia dan bisa membantu perkembangan usahamu kamu dengan lebih baik.

Namun, kalau kamu cenderung ingin mengurusi dan mencampuri berbagai pekerjaan pegawai kamu, hati-hati ya Stockers! Itu artinya, kamu sudah mulai menerapkan micromanagement dalam gaya kepemimpinan usahamu.

Kamu perlu waspada sebab micromanagement bisa bikin membawa banyak dampak negatif buat para pegawaimu dan usahamu!

Mengenal Konsep Micromanagement

Micromanagement berasal dari gabungan dua kata, yakni micro dan managementMicromanagement merupakan sebuah konsep atau gaya kepemimpinan seorang manajer, direktur, atau atasan dalam usaha yang menunjukkan kontrol, observasi, sampai pengelolaan berlebihan dari atasan.

Dalam menerapkan micromanagement, seorang atasan umumnya akan memerhatikan pekerjaan setiap pegawai hingga detail terkecil. Perilaku ini biasanya akan mengganggu pegawai dan membuat pegawai tersebut merasa cemas.

Penyebab terbesar dari micromanagement adalah minimnya rasa tidak percaya terhadap pegawai yang melakukan pekerjaannya. Selain itu, micromanagement juga bisa bersumber dari ego atasan atau leader yang ingin kontrol berlebih atas suatu pekerjaan pegawai.

Ciri-ciri Perilaku Micromanagement

1. Kontrol dan Fokus Berlebihan

Atasan yang melakukan micromanagement cenderung ingin mengendalikan situasi dan pekerjaan dari seorang pegawai secara berlebihan. Mereka akan memperhatikan gerak-gerik sampai pekerjaan dari pegawai tersebut.

Di samping itu, atasan yang melakukan micromanagement juga bisa tampak dari fokusnya yang berlebihan. Ia selalu ingin tahu banyak mengenai pekerjaan-pekerjaan dari setiap pegawai dan selalu menanyakan progress pekerjaan dengan detail dan berharap progress tersebut bisa sesuai harapannya.

2. Banyak Menuntut

Kecenderungan untuk menuntut banyak hal terkait pekerjaan pegawai adalah ciri lain dari seorang atasan yang melakukan micromanagement.

Mereka nggak akan segan untuk terus meminta ini dan itu sampai pekerjaan tersebut benar-benar sesuai harapan mereka. Ujung-ujungnya, hal ini dapat menumpuk tekanan dan stres kepada pegawai yang sedang bekerja.

3. Cenderung Emosional

Seorang pemimpin atau atasan yang menerapkan micromanagement cenderung akan menumpahkan emosinya tanpa berpikir panjang. Mereka sering mengabaikan kondisi emosional dan psikis pegawai yang jadi sasaran emosionalnya.

Akibatnya, suasana di tempat usaha bisa jadi negatif dan tekanan kerja jadi lebih tinggi.

Atasan yang Melakukan Micromanagement ke Para Pegawainya

Sumber: Freepik

Dampak Buruk dari Micromanagement Buat Usahamu

1. Tekanan Psikologis

Sebuah temuan yang diterbitkan pada 2019 di International Journal of Scientific & Technology Research mengungkapkan bahwa micromanagement bisa berdampak pada rendahnya psikologis dan moral pegawai kamu.

Vivien Roggero, seorang pembicara bisnis dan coach untuk pelatihan bisnis juga mengatakan hal yang serupa. Menurutnya, micromanagement bisa membuat pegawai yang mengalaminya jadi lebih minder dan tertekan.

2. Banyak Pegawai Keluar Masuk

Poin sebelumnya sangat berhubungan dengan poin kedua, yang mana dapat menyebabkan tingginya employee turnover atau tingkat keluar masuk pegawai di dalam usaha.

Tingginya employee turnover bisa membuat performa usaha berantakan karena tidak ada orang-orang yang benar-benar tetap untuk menjalankan pekerjaan di dalam usaha dan usaha tersebut harus mengeluarkan banyak biaya untuk melepas dan merekrut pegawai.

3. Produktivitas Kerja Kurang Maksimal

Dalam sebuah artikel yang diterbitkan Harvard Business Review pada 2008, micromanagement disebut mampu mendorong seorang pegawai untuk disengage dengan pekerjaannya.

Apa artinya? Ini berarti seorang pegawai merasa nggak "menyatu" dengan pekerjaan yang dilakukannya sehingga produktivitasnya pun menurun. Dampak terbesarnya ada pada penurunan produktivitas kerja yang bisa berdampak buruk secara jangka panjang buat usaha.

Bagaimana Caranya Mengurangi Micromanagement?

1. Hilangkan Perfeksionisme

Perfeksionisme adalah bagian dari micromanagement di dalam usaha. Perfeksionisme bisa menghasilkan lingkungan kerja yang betul-betul buruk dan suram.

Hal ini dikarenakan atasan atau leader nggak memberikan pegawainya untuk belajar dan berkembang jadi lebih baik serta berharap agar hasil kerja tiap pegawai selalu sempurna.

Sayangnya, sikap perfeksionis tidak akan membawa usahamu kemana-mana. Untuk membangun dan menjalankan usaha yang berhasil, seorang atasan atau leader harus terbuka akan kesalahan dan belajar darinya. Hanya dengan itu, ia bisa membangun usaha yang terus berkembang dan bertumbuh.

2. Bangun Rasa Percaya

Rasa percaya mau tidak mau harus dibangun apabila kamu ingin membangun dan membentuk usaha yang memang matang dan solid.

Seorang leader atau atasan perlu membangun rasa percaya terhadap orang-orang yang memang bisa dipercaya dalam usahanya atau memang kompeten untuk menjalankan posisi tertentu.

Di samping itu, kamu juga perlu membangun rasa percaya untuk para pegawai kamu. Percayakan mereka untuk bekerja dan berikan mereka kebebasan. Jangan sampai mereka merasa terkekang. Apabila ada kesalahan, bantu dan arahkan mereka untuk belajar dan berkembang.

3. Fokus pada Gambaran Besar

Seorang leader yang terlalu mengurusi hal-hal detail atau kecil pada suatu pekerjaan hanya akan membuat pusing dan frustrasi orang-orang yang bekerja untuknya.

Daripada begitu, seorang leader seharusnya hanya melihat gambaran besar dari suatu pekerjaan. Terlalu banyak mengurusi hal-hal kecil akan menghabiskan waktu dan energi serta mampu merusak performa mereka sendiri.

Apakah Micromanagement Selalu Buruk?

Walau sudah dipandang negatif oleh banyak orang, micromanagement bukanlah gaya kepemimpinan yang selamanya buruk untuk suatu organisasi atau usaha.

Menariknya, micromanagement tetap bisa bekerja dengan efektif dan membuahkan hasil yang baik untuk usahamu. Hanya saja penerapannya harus dilakukan di beberapa kondisi yang tepat.

Penerapan micromanagement akan efektif jika diterapkan saat ada situasi usaha yang mendesak, perubahan strategi usaha, sampai ketika ada pegawai baru yang belum memahami tugas dan tanggung jawabnya dan membutuhkan pengawasan khusus.

Namun, apabila diterapkan secara jangka panjang, micromanagement bisa merusak performa, hasil kerja, produktivitas, dan psikologis pegawai hingga menciptakan suasana kerja negatif.

Kesimpulan

Micromanagement bisa membawa dampak yang begitu buruk buat usaha secara jangka panjang. Performa pegawai bisa menurun, lingkungan kerja jadi terasa tidak nyaman, dan produktivitas pegawai juga memburuk. Usaha pun bisa kesulitan berkembang.

Meski begitu, micromanagement bisa menunjukkan hasil yang efektif apabila diterapkan dalam situasi tertentu dan jangka pendek.

Oleh karenanya, sebagai pemilik usaha, kamu perlu mengetahui kapan dan bagaimana penerapan micromanagement sehingga bisa membawa dampak yang kamu inginkan untuk usahamu.

Contact Us