Figure Blog

Mulai Mengelola Bisnis Keluarga? Perhatikan 3 Hal Ini Ya!

10 Nov 2021

Tak semua keluarga menggantungkan hidupnya pada satu pekerjaan tertentu atau bekerja untuk orang lain. Ada juga keluarga yang hidup melalui usaha atau bisnis keluarga. Biasanya, bisnis keluarga dikelola oleh orang tua kamu atau seorang saudara yang dipercaya.

Namun, orang tua atau saudara kamu tentunya tak bisa selalu mengelola dan mengurus bisnis tersebut setiap saat. Seperti di film Cek Toko Sebelah, ada kalanya di mana mereka sudah mulai mengalami kondisi-kondisi tertentu yang tidak lagi memungkinkan mereka untuk berusaha sendirian. Oleh karenanya, salah satu opsi yang mereka jajaki untuk mempertahankan kelangsungan dan mengembangkan usaha mereka adalah dengan meminta anaknya untuk menjalankan bisnis mereka. Namun, ketika si anak sudah mulai memegang kendali dalam bisnis, banyak suka duka yang terjadi akibat ketidaksiapan dan ketidakmatangan dalam proses transisi kepemimpinan.

 

 

Nah, jika kamu sedang bersiap untuk mulai mengelola bisnis keluarga kamu, inilah beberapa hal yang kamu harus perhatikan untuk memastikan transisi yang lebih mulus dan kamu lebih siap mengelola bisnis keluarga kamu!

 

1. Persiapkan Rencana Transisi

Tak banyak bisnis keluarga yang bisa bertahan saat akan diteruskan oleh generasi selanjutnya. Maka dari itu, butuh rencana transisi yang matang dan detil. Jika kamu terpilih, diskusikan dan obrolkan ekspektasi dan harapan yang ingin dicapai ketika kamu mulai mengelola bisnis keluarga serta diskusikan rencana yang telah kamu buat untuk bisnis keluarga. Di sini, kuncinya adalah komunikasi antara kamu dengan orang tua kamu selaku pemilik bisnis.

 

2. Kepemilikan ≠ Kepemimpinan

Saat akan melakukan transisi bisnis, pastikan dua hal ini ke orang tua kamu : Apakah kamu menjadi pemilik sekaligus pemimpin di bisnis keluarga? Atau, kamu hanya diminta untuk leading terlebih dahulu? Ini harus jelas, sebab kepemilikan dan kepemimpinan adalah dua hal yang berbeda. Bisa saja, orang tua kamu masih menjadi pemilik bisnisnya, namun meminta kamu untuk mulai memimpin bisnis mereka, atau justru mereka memintamu untuk memegang dua peran tersebut sekaligus. Dua hal tersebut punya peran yang berbeda, dan karena itulah, kamu perlu memastikan posisi apa yang akan kamu jalani dalam bisnis keluarga kamu.

 

3. Fokus Membangun Kultur yang Positif

Apapun posisi kamu nantinya, pastikan kultur yang positif semakin intens dibangun. Kultur-kultur yang kurang baik dan menghambat pertumbuhan bisnis perlu disingkirkan. Suntikkan kedisiplinan dan kolaborasi dalam internal bisnis, sementara tingkatkan cara servis dan komunikasi dengan pelanggan. Perubahan itu pasti terjadi, dan pelanggan tentu berharap perubahan yang terjadi adalah perubahan yang makin positif, sembari tetap mempertahankan hal-hal yang tetap jadi kekhasan bisnis keluarga kamu.

 

Suksesi bisnis keluarga tidak mudah. Di awal-awal pasti kamu akan kaget dan bingung, terlebih jika masih sangat awam dengan dunia bisnis. Nggak apa-apa, semua akan jadi bisa karena terbiasa, bukan?

Contact Us