Figure Blog

Pakai Teknik Marketing Ini Untuk Ubah Wajah Bisnismu!

27 Apr 2021

Tidak mudah memang ketika kita bicara pemasaran. Salah sedikit, entah dalam menentukan target pasar, segmentasi, hingga metode pemasaran, maka kemungkinan besar kamu akan kesulitan untuk menggaet pasar dan menangkap kebutuhan mereka. Kamu pun harus putar otak untuk membangun proses pemasaran dari awal kembali.

 

Jika bisnismu sudah lama berjalan dan sudah mulai dikenal khalayak rama, maka tentunya semakin tidak mudah. Pemasaran menjadi lebih tricky dan kamu pun harus lebih detil dan teliti lagi dalam setiap langkahnya. Apalagi, jika kamu mau mengubah citra dan wajah bisnismu. Kamu tidak bisa sembarangan mengubah logo atau visi tanpa memerhatikan audiensmu.

 

Makanya, kamu perlu tahu teknik pemasaran yang satu ini : Debranding. Apa itu debranding? Dan bagaimana teknik ini bisa ampuh dalam membantumu untuk mengubah citra bisnismu menjadi lebih personal dan memorable?

 

Debranding : Ubah Wajah Bisnismu Jadi Lebih Personal!

Sejatinya, debranding adalah sebuah teknik di mana kamu menyederhanakan logo bisnismu dengan cara menghilangkan nama bisnismu, sehingga hal ini hanya akan menyisakan logo bisnismu yang berupa gambar saja. Lalu, apa perbedaan debranding dengan rebranding. Apa bedanya? Debranding lebih kepada proses menghilangkan nama brand dari logo, sementara rebranding adalah proses mengganti atau mengubah nama atau logo atau gambar dari sebuah brand.

 

Dengan menyederhanakan logo bisnis, perusahaan memiliki keinginan untuk tampil lebih sederhana dan personal, membuatnya terasa lebih relatable dan dekat dengan para pelanggan dan audiensnya. Perusahaan pun mencoba untuk tidak kaku dan lebih luwes lagi dalam membangun relasi dengan pelanggannya.

 

Ada beragam jenis debranding yang perlu kamu ketahui, di antaranya :

1. Decorporatizing

Decorporatizing seringkali dilakukan untuk membuat bisnis yang melakukannya terlihat lebih personal dan lebih maju dari para pesaingnya. Tipe ini biasa dilakukan dengan menghilangkan nama bisnis dari logo untuk pemasaran yang lebih spesifik dan efektif.

2. Generic Transition

Untuk yang satu ini, perusahaan biasanya memilih untuk menghilangkan nama bisnis secara keseluruhan, entah itu menghilangkannya dari kampanye pemasaran dan aspek bisnis lainnya atau bahkan mengganti namanya menjadi lebih sederhana.

3. Modern Debranding

Umumnya, tipe debranding ini dilakukan dengan menghilangkan nama bisnis dari logo. Kemudian, bisnis tersebut akan go local alias mulai mengakuisisi beberapa bisnis lokal yang ada di sekitarnya tanpa mengubahnya menjadi cabang bisnis tersebut.

 

Nggak Semudah yang Kamu Duga

Menyederhanakan logo bukanlah perkara mudah. Ini bukan hanya soal menghilangkan nama logo saja. Sebelum kamu melakukan hal tersebut, kamu perlu memahami hal-hal berikut ini sebelum melakukan debranding :

1. Pastikan Brand Kamu Sudah Matang

Hal pertama yang kamu pahami adalah pastikan bahwa citra bisnismu sendiri sudah matang. Matang disini berarti bisnismu sudah memiliki jangkauan yang luas, pangsa pasar yang cukup besar, dan sudah mulai dikenal oleh banyak orang serta memiliki reputasi yang positif. Kalau bisnismu adalah bisnis yang baru saja buka beberapa minggu atau bulan dan ingin melakukan debranding, hal ini jelas bukan hal yang baik.

2. Fleksibilitas

Jika kamu ingin melakukan debranding, pastikan logo yang akan kamu ubah atau hilangkan memiliki fleksibilitas yang baik. Artinya, logo terbarumu harus bisa fleksibel dan bisa diubah kembali di masa depan jika memang dibutuhkan.

3. Keep It Simple

Selalu usahakan untuk tampil sederhana. Tampil sederhana membantu bisnismu untuk lebih adaptif akan kebutuhan dan perubahan di masa depan. Jika kamu debranding dan kamu malah ingin membuat logomu lebih meriah, maka debranding akan sia-sia dan kamu tidak akan bisa mencapai target jangka panjang dari bisnismu.

 

Contoh Debranding Paling Terkenal : Nike

Salah satu contoh paling populer dari teknik pemasaran ini adalah Nike. Sejak 1971, Nike memang sudah membawa tanda centang dan tulisan ‘NIKE’ sebagai komponen dari logonya. Semenjak kemunculannya, Nike sudah populer dan identik dengan sepatu dan apparel olahraga yang stylish dan punya kualitas tinggi. 24 tahun setelah kemunculannya, Nike pun memutuskan untuk menghilangkan tulisan ‘NIKE’ dari logonya dan hanya meninggalkan tanda centang berwarna hitam saja.

 

Apa yang dilakukan Nike bukan tanpa alasan. Selain karena brand Nike sudah begitu matang dan sudah punya citra tersendiri di mata pelanggan selama 24 tahun, pasar produk olahraga juga sudah semakin berkembang dan semakin tersaturasi. Oleh karenanya, agar dapat membedakan identitas brandnya dengan brand olahraga lainnya, Nike memutuskan untuk mengambil langkah ini dan hasilnya bisa dibilang sangat sukses. Hingga kini, hampir seluruh masyarakat yang menggunakan produk olahraga tentu sudah kenal dengan logo tersebut tanpa harus dicantumkan kembali nama brandnya.

 

Jika dilihat dari kulitnya, debranding terkesan mudah. Namun, jika kita masuk lebih ke dalam, teknik ini begitu sulit dilakukan, sebab jika kita salah melakukan debranding, akan terjadi salah paham di masyarakat dan berpotensi menyebabkan citra bisnis kita turun. Kamu perlu mempelajari debranding dengan lebih memerhatikan hal-hal di atas sebelum melakukannya, agar kelak jika kamu ingin melakukan debranding, kamu bisa meraih tujuan utama darinya.

Contact Us