Figure Blog

Retail Inventory Method: Cara Praktis Hitung Nilai Stok Barang Akhir yang Kamu Jual!

11 Jul 2023

Menghitung persediaan stok barang, atau lebih tepatnya, nilai stok barang akhir, bisa jadi aktivitas yang boros waktu dan energi, terlebih lagi bila kamu melakukannya secara manual.

Hal ini bisa jadi memberatkan, apalagi kamu sibuk mengurus berbagai keperluan lain di toko kamu, seperti keuangan sampai pegawai kamu.

Biar kamu tetap bisa menghitung persediaan stok barang akhir dengan lebih cepat dan mudah sembari tetap mengerjakan hal-hal lain yang juga penting untukmu, saatnya coba retail inventory method!

Mudah Hitung Nilai Stok Barang dengan Retail Inventory Method

Retail inventory method, yang umum disebut sebagai metode persediaan ritel, adalah metode yang digunakan oleh berbagai jenis toko dan ritel untuk menghitung nilai stok barang tertentu di periode usaha tertentu.

Metode ini hanya dapat digunakan jika kamu sebagai pemilik usaha tahu harga barang yang kamu beli dari pemasok dan harga produk yang kamu cantumkan untuk pelanggan. Kalau kamu memasang markup harga yang berbeda-beda untuk tiap produk, metode ini akan sulit diterapkan.

Dalam menerapkan metode ini, kamu akan mendapatkan hasil perhitungan yang menggambarkan nilai dari persediaan akhir yang ada di toko kamu.

Keuntungan dari Retail Inventory Method

1. Penerapannya Praktis dan Cepat

Retail inventory method adalah metode yang bisa dilakukan dengan sangat praktis dan cepat untuk menghitung nilai stok barang. Pasalnya, prosesnya sendiri sederhana sekali dan rumus yang digunakan pun tidak rumit.

2. Cocok Untuk Berbagai Jenis Usaha

Kalau semua produk yang kamu jual dalam usahamu punya persentase markup yang sama atau konsisten, retail inventory method akan sangat cocok untukmu.

Dengan persentase markup yang sama antar semua produk, kamu bisa melakukan perhitungan dan memperoleh hasilnya dengan lebih cepat.

Di sisi lain, retail inventory method cocok juga untuk usaha yang punya lebih dari satu cabang. Dengan jumlah cabang yang lebih dari satu, retail inventory method akan membantu kamu menghitung nilai stok barang atau persediaan akhir secara langsung tanpa perlu pindah-pindah cabang.

Kekurangan dari Retail Inventory Method

1. Hasil Hanya Estimasi

Kekurangan terbesar dari retail inventory method adalah hasilnya yang tidak terlalu akurat. Hal ini dikarenakan hasil yang didapat dari perhitungan dengan menggunakan retail inventory method hanya estimasi atau perkiraan saja.

Kalau kamu ingin mendapatkan gambaran yang lebih akurat mengenai stok barang kamu, termasuk jumlah persediaannya, melakukan perhitungan stok barang secara fisik akan lebih cocok, meskipun metode ini cenderung menghabiskan banyak waktu.

2. Tidak Efektif Bila Ada Perbedaan Markup

Kalau persentase markup antar setiap produk berbeda-beda, maka retail inventory method tidak bisa dipakai. Ini karena proses perhitungannya akan jadi lebih sulit dan lebih memakan waktu.

Bagaimana Menerapkan Retail Inventory Method?

Untuk menerapkan metode perhitungan persediaan ritel ada beberapa langkah yang perlu kamu lakukan.

Pertama, jumlahkan persediaan awal usaha dengan pembelian pada periode x (Periode ini umumnya adalah bulan). Dari perhitungan ini, kamu akan memperoleh jumlah nilai barang yang bisa dijual (Goods available for sale).

Kedua, hitunglah cost to retail ratio dari produk yang dijual. Cost to retail ratio adalah persentase harga produk yang di-markup dari harga beli atau produksinya.

Selanjutnya, kalikan penjualan total dengan cost to retail ratio. Hasilnya, kamu akan mendapatkan nominal penjualan bulanan.

Terakhir, goods available for sale tinggal kamu kurangi dengan nominal penjualan bulanan. Pada akhirnya angka yang kamu dapat dari perhitungan ini adalah ending inventory atau nilai dari persediaan stok barang akhir di toko kamu.

Contoh Kasus Penerapan Retail Inventory Method

Agar kamu tidak terlalu bingung, mari kita mengandaikan sebuah skenario di mana kamu punya distro.

Misalnya, produk t-shirt polos kamu punya nilai awal di bulan Agustus sebesar Rp3,000,000 dan kamu membeli tambahan persediaan seharga Rp1,000,000. Maka dari itu, goods for available for sale dari usahamu adalah Rp4,000,000.

Sementara itu, satu buah produk t-shirt yang kamu jual punya harga beli Rp50,000, sementara harga jualnya adalah Rp100,000. Maka dari itu kamu tinggal membagi biaya produksi dengan harga jualnya lalu dikali 100%, dan hasil yang kamu dapat adalah 50%.

Bulan Agustus pun berlalu, dan kamu berhasil memperoleh total penjualan sebesar Rp2,500,000. Total penjualan yang kamu dapat ini perlu kamu kalikan dengan cost of ratio sebesar 50% dan kamu akan mendapatkan angka penjualan bulanan sebesar Rp1,250,000.

Langkah terakhir, kurangi goods for available sebesar Rp4,000,000 dengan angka penjualan bulanan Rp1,250,000. Hasilnya, ending inventory usahamu untuk stok barang t-shirt polos adalah Rp2,750,000.

Kesimpulan

Kalau kamu memang ingin cara yang mudah dan praktis untuk menghitung nilai persediaan akhir produkmu, retail inventory method adalah cara yang tidak boleh kamu lewatkan. Namun, jangan lupa kalau cara ini hanya akan bekerja kalau persentase markup antar produk yang kamu jual sama.

Agar penerapan retail inventory method kamu lebih maksimal, kamu bisa gunakan Onstock yang menyediakan pencatatan detail untuk setiap produk yang kamu punya! Kamu bisa mencatat harga beli, biaya produksi, harga jual produk, sampai penjualan bulanan tiap produk.

Dengan memiliki berbagai data tersebut, perhitungan retail inventory method akan jauh lebih mudah!

Contact Us