Di atas kertas, hampir setiap orang memahami bahwa dalam menjalani dan mengelola suatu usaha, mereka perlu berpikir dan mengambil keputusan secara logis.
Tapi, kenyataannya seringkali berbanding terbalik. Ada saja momen di mana seseorang mengambil keputusan dan kebijakan dalam usaha berdasarkan alasan yang kurang masuk akal. Salah satunya adalah ketika menghadapi sunk cost.
Dalam pembahasan kali ini, kamu akan melihat mengenai sunk cost, suatu kondisi yang cukup umum dialami pemilik usaha. Lebih dari itu, kamu juga akan belajar bagaimana sunk cost fallacy, cara berpikir yang salah yang berkaitan dengan sunk cost, bisa memengaruhi kelangsungan usahamu.
Sebelum mengenal sunk cost fallacy, kamu perlu mengenal sunk cost terlebih dahulu.
Secara sederhana, sunk cost adalah suatu biaya yang kamu keluarkan saat mengelola usaha namun tidak dapat kamu peroleh kembali. Artinya, bagaimanapun caranya, biaya ini tidak akan pernah bisa kembali ke tanganmu lagi.
Lalu, kalau begitu, apa yang dimaksud sunk cost fallacy? Konsep ini adalah konsep tentang cara berpikir yang salah mengenai sunk cost, di mana seorang pemilik usaha akan cenderung melanjutkan suatu rencana hanya karena biayanya sudah terlanjur dikeluarkan untuk rencana tersebut.
Biasanya, sunk cost fallacy terjadi karena kurangnya keluwesan atau fleksibilitas seorang pemilik usaha terhadap rencana yang ia buat. Ketika rencana yang ia buat dan jalankan ternyata kurang berhasil, ia cenderung tetap bertahan pada rencana itu.
Semua biaya yang tidak bisa kembali ke usahamu dapat dikategorikan sebagai sunk cost.
Namun, yang termasuk sunk cost umumnya adalah biaya tetap, seperti biaya sewa, biaya riset, sampai biaya gaji.
Kalau usahamu punya berbagai pekerjaan yang hasilnya jelas akan gagal, bertahan pada berbagai pekerjaan tersebut jelas akan menguras keuangan usahamu.
Sebaiknya segera hentikan rencana atau pekerjaan tersebut agar kamu bisa mengalokasikan modal yang kamu punya untuk rencana atau hal lain yang lebih potensial untuk usahamu.
Secara jangka panjang, sunk cost fallacy punya dampak yang begitu fatal. Ketika kamu memilih bertahan pada pekerjaan yang tidak berhasil, hal ini akan berdampak pula pada rencana-rencana lain yang punya potensi keberhasilan lebih tinggi.
Akibatnya, kamu akan sulit untuk meraih keberhasilan di masa depan karena kehilangan berbagai peluang besar.
Ketika kamu mulai menghadapi sunk cost, kamu mesti melihat dan memahaminya dengan detail dan obyektif.
Cari tahu akar masalah dan kondisinya terkini. Pastikan kamu benar-benar mengerti masalah yang kamu hadapi sebelum mengambil keputusan dan tindakan.
Emosi adalah elemen yang akan merusak bahkan mengacak-acak kemampuan berpikirmu secara rasional. Oleh karenanya, sebaiknya kamu hindari mempelajari dan mengambil keputusan mengenai sunk cost ketika sedang dalam kondisi emosi yang kurang stabil.
Dengan menjaga emosi dan tetap tenang saat menghadapi sunk cost, kamu akan lebih mudah terhindar dari sunk cost fallacy dan bisa mengambil keputusan yang lebih baik.
Kalau ternyata suatu pekerjaan atau rencana yang usahamu miliki tidak berjalan selayaknya yang kamu harapkan, saatnya kamu mencari atau menggunakan alternatif yang tersedia.
Fleksibilitas akan membantumu menemukan jalan keluar sekaligus menghindarkan usahamu dari risiko kehilangan modal dan waktu yang besar.
Mudah bagi kamu untuk merasa sayang atau tanggung ketika kamu mengeluarkan modal, waktu, dan tenaga yang besar untuk suatu pekerjaan, proyek, atau rencana dalam usahamu yang ternyata gagal.
Namun, tidak ada yang lebih disayangkan daripada jatuhnya usahamu hanya karena berpikir dengan mempertahankan sunk cost yang sudah kamu keluarkan.
Untuk itu, saatnya belajar berpikir secara rasional sehingga kamu terhindar dari sunk cost fallacy dan bisa membuat usahamu tetap berkembang dalam mencapai tujuan jangka panjangnya.