Ketika stok barang kosong dan permintaan pelanggan sedang tinggi, metode backorder bisa menjadi solusi bagi usahamu untuk tetap mampu memenuhi permintaan mereka.
Meski begitu, menerapkan metode tersebut melahirkan berbagai tantangan yang perlu kamu hadapi.
Apa saja tantangan backorder yang perlu kamu hadapi dan bagaimana menghadapinya?
Tantangan paling awal ketika kamu ingin menerapkan metode yang satu ini adalah mempertimbangkan apakah metode ini benar-benar cocok untuk usahamu.
Kalau kamu ingin tahu apakah metode ini cocok untuk usahamu, pertimbangkan dahulu beberapa kondisi: Apakah kamu sudah bisa membuat prediksi yang baik mengenai permintaan pelanggan ke depannya? Apakah sistem yang kamu punya sudah memadai untuk mengelola backorder?
Menjawab dua kondisi ini akan membantu kamu mengetahui apakah usaha kamu bisa cocok untuk menggunakan metode backorder.
Tantangan lainnya adalah terkait dengan sistem manajemen stok barang yang kamu punya.
Apabila kapasitas dan kemampuan manajemen stok barang kamu sudah cukup memadai, ditambah kamu sudah punya sistem yang baik dan matang untuk mengelola stok barang, maka metode backorder nggak akan jadi masalah.
Namun, apabila semua itu masih belum terlalu baik, lebih baik kamu merekrut lebih banyak pegawai sampai, menggunakan sistem manajemen yang tepat, sampai membuat prosedur yang pasti dan jelas terkait sistem manajemen stok barang kamu agar kamu bisa mengelola backorder dengan baik.
Ketika kamu memilih menggunakan backorder, pencatatan stok barang mesti jadi satu hal yang rutin dilakukan.
Dengan mengetahui jumlah stok barang yang kamu punya, kamu akan dengan mudah mengetahui jumlah stok barang yang kamu butuhkan dan melakukan pemesanan dengan jitu.
Jangan lupa juga melakukan update terkait jumlah stok barang yang kamu punya. Apabila kamu masih menggunakan pencatatan manual, sebaiknya gunakan software khusus seperti Onstock yang selalu bisa kamu andalkan untuk pencatatan jumlah stok barang dan informasi terkait dengan detail!
Ketika stok barang habis dan masih dalam perjalanan, memberikan informasinya kepada pelanggan menjadi tantangan tersendiri.
Pasalnya, kamu perlu membuat pelanggan tetap merasa tenang dan puas walau barang yang diinginkannya sedang kosong.
Yang jelas, kamu perlu menyampaikan secara terbuka mengenai kekosongan stok barang yang dipesan oleh pelanggan. Jangan sampai kamu diam saja karena hal itu justru akan bikin pelanggan menunggu.
Selanjutnya, kamu bisa memberikan opsi untuk membatalkan pesanan kepada pelanggan apabila ia membutuhkan barang tersebut segera atau dalam waktu cepat.