Figure Blog

Sudah Pahami Market Viability, Saatnya Pelajari Product Viability!

27 Sep 2023

Beberapa minggu yang lalu, kamu sempat melihat dan mempelajari dengan singkat mengenai market viability. Walau kamu sudah mempelajari potensi pasar yang akan kamu masuki, kamu tidak boleh lupa mempelajari potensi dari produk tersebut di pasar yang kamu targetkan.

Katakanlah kamu punya pasar yang begitu potensial. Namun, yang jadi pertanyaan selanjutnya, apakah produkmu akan sesuai dan menarik di pasar tersebut? Apakah produkmu bisa menghasilkan keuntungan di sana?

Pada pembahasan kali ini, kamu akan mempelajari lebih lanjut mengenai product viability agar kamu bisa tahu proses evaluasi kelayakan dan potensi suatu produk di pasar yang akan kamu masuki.

Apa itu Product Viability?

Secara konsep, product viability serupa dengan market viability. Hanya saja, product viability lebih merujuk kepada potensi bisnis dari produk tertentu yang akan kamu jual.

Berdasarkan definisi ini, product viability menggambarkan seberapa sesuai dan menariknya suatu produk yang kamu jual kepada target pasarnya.

Faktor Apa Saja yang Menentukan Product Viability?

1. Keunikan Daya Saing

Competitive advantage bisa didapat dari hasil evaluasi dan penilaian kamu terhadap persaingan antara berbagai produk yang ada di dalam industri yang akan kamu masuki.

Kamu bisa melihat-lihat produk yang dimiliki pelanggan sampai mencari review yang mengulas kelebihan dan kekurangan produk tersebut.

Lewat hasil evaluasi ini, kamu bisa mengetahui apa yang kurang dari produk para pesaing dan kamu bisa memanfaatkan gap dan kekurangan yang dimiliki kompetitor sebagai kekuatan dan keunggulan untuk produkmu.

2. Kualitas Produk

Dan tentu saja, sebuah produk haruslah punya kualitas kalau ingin menarik para pelanggannya. Kualitas di sini bukan hanya keunikan dan ketahanan dari segi fungsi, fitur, maupun bahan, tapi juga bagaimana produk itu bisa memuaskan dan mengesankan saat digunakan.

Untuk itu, sebelum kamu merilis produkmu di pasaran, kamu mesti memastikan bahwa produkmu layak digunakan, mudah digunakan, sampai benar-benar teruji.

3. Permintaan Pasar

Seunik apapun produk yang kamu punya, kalau tidak ada orang yang ingin membelinya, semua akan terasa sia-sia. Kamu harus menciptakan produk yang keunikan namun mampu memiliki pasarnya sendiri di saat yang bersamaan.

Kalau dua hal ini bisa kamu raih dalam satu produk, kamu tidak perlu mengkhawatirkan soal penjualannya, terlebih lagi untuk kamu yang menjual produk di niche market.

4. Product-market Fit

Produk yang tampak beda tidak akan bernilai apabila produk itu tidak punya tujuannya, yakni menjawab persoalan yang dialami pelanggan. Kalau produk tersebut tidak bisa melakukan itu, lalu apa alasan pelanggan untuk membeli produk tersebut?

Untuk itu, kamu perlu memastikan produk tersebut bisa memenuhi kebutuhan pelanggan dengan menjawab masalah yang pelanggan alami.

5. Harga yang Ditetapkan

Harga yang kamu berikan lebih dari sekadar angka. Harga yang kamu berikan akan membentuk persepsi pelanggan mengenai produkmu.

Agar kamu tidak salah menetapkan harga, kamu bisa mencoba menggunakan price sensitivity meter. Dengan cara ini, kamu bisa mengumpulkan masukan pelanggan mengenai harga yang pas untuk produk yang akan kamu jual.

Salah menetapkan harga akan bikin pelanggan jadi kurang tertarik dengan produkmu dan bisa-bisa mereka memandang produkmu dengan persepsi yang kurang baik.

4 Langkah Menguji Product Viability

1. Melakukan Uji Awal

Sesaat setelah produk awalmu sudah dibuat alias masih tergolong minimum viable product, kamu perlu mengujinya secara langsung di hadapan target pasar kamu secara terbatas.

Lewat pengujian awal ini, kamu bisa mengetahui pandangan, masukan, dan kritik pelanggan terhadap produk kamu. Kamu jadi bisa tahu apa saja kekuatan, keunikan, potensi, sampai kekurangan dari produkmu.

2. Perbaiki Produk Sesuai Masukan

Semua pandangan pelanggan perlu kamu kumpulkan dalam satu tempat dan kamu bisa melakukan perbaikan dan peningkatan sesuai masukan yang ada.

Namun, semua masukan dan kritik yang kamu terima tentunya tidak bisa kamu implementasikan untuk perbaikan produkmu. Kamu perlu mempertimbangkan dan memilih beberapa saja yang kamu rasa paling dibutuhkan untuk masuk ke produkmu agar lebih bisa memenuhi kebutuhan pelanggan.

3. Lakukan Beta Test

Setelah menerima masukan dan melakukan perbaikan berdasarkan opini yang kamu terima, kamu perlu melakukan tes lanjutan dalam bentuk beta test.

Beta test bisa disebut juga sebagai tes akhir sebelum produkmu benar-benar dirilis ke pasar. Pastikan kamu mengujinya lagi ke target pasar yang kamu sasar dan pastikan mereka benar-benar menggunakan produkmu secara hands-on.

4. Evaluasi Berbagai Metrik

Untuk mengakhiri analisa dari product viability, kamu perlu melakukan evaluasi berbagai kriteria yang kamu ingin ukur dari produkmu.

Kriteria-kriteria yang bisa kamu ukur antara lain tingkat kepuasan pelanggan, tingkat pelanggan baru, sampai dengan tingkat pelanggan yang mulai tertarik dengan produkmu.

Kesimpulan

Sebelum kamu mulai memasuki pasar yang akan kamu masuki, alangkah baiknya bagi kamu untuk menilai produkmu secara keseluruhan terlebih dahulu.

Ketika keduanya ternyata potensial dan bisa cocok satu sama lain, maka sudah saatnya kamu bersiap untuk merilis produk tersebut di pasaran!

Contact Us